Senin, 13 April 2015

Tinggi hati

 Suatu pagi, terlihat seorang wanita berpenampilan menarik berusia 40-an membawa anaknya memasuki area perkantoran sebuah perusahaan terkenal. Karena masih sepi, mereka pun duduk di taman samping gedung utk sarapan sambil menikmari hamparan hijau nan asri.

Selesai makan, dgn santai si wanita membuang sembarangan tisu bekas pakai. Tdk jauh dari situ, ada seorang kakek tua berpakaian sederhana memegang gunting utk memotong ranting. Dgn diam, kakek itu menghampiri, memungut sampah tisu & membuangnya ke tempat sampah.

Beberapa waktu kemudian, kembali wanita itu membuang bekas makanan tanpa rasa sungkan. Kakek itu pun dgn sabar memungut & membuangnya ke tempat sampah.

Sambil menunjuk ke arah sang kakek, si wanita itu lantang berkata ke anaknya,”Nak, kamu lihat kan, jika tdk sekolah dgn benar, nanti masa depan kamu cuma spt kakek itu. Kerjanya mungutin & buang sampah! Kotor, kasar & rendah spt dia. Jelas, ya?”

Si kakek meletakkan gunting &. menyapa ke wanita itu, “Permisi, ini adalah taman pribadi, bgmn Anda bisa masuk ke sini?”

Wanita itu dgn tinggi hati menjawab, “Aku adalah calon manager yg dipanggil oleh perusahaan ini.”

Di waktu yg bersamaan, seorang pria dgn sikap sopan & hormat menghampiri sambil berkata,”Pak Presdir, mau mengingatkan saja, rapat sebentar lagi akan segera dimulai.”

Sang kakek mengangguk. Lalu sambil mengarahkan matanya ke wanita di situ, dia berkata tegas, “Manager, tlg utk wanita ini, saya usulkan tdk cocok utk mengisi posisi apa pun di perusahaan ini.” Sambil melirik ke arah si wanita, si manager menjawab cepat, “Baik Pak Presdir, kami segera atur sesuai perintah Bapak.”

Setelah itu, sambil berjongkok, sang kakek mengulurkan tangan membelai kepala si anak yg dari tadi memperhatikannya. “Nak, di dunia ini, yg penting adalah belajar utk menghormati setiap orang, siapa pun dia, entah direktur atau tukang sampah. Jgn pernah tinggi hati. Sebab diatas langit msh ada langit.

Minggu, 12 April 2015

Destination

 Di tepian sebuah sungai, tampak seorg anak kecil sdg bermain air dgn senangnya. Tdk jauh dari sana, se-org paman tua sdg asyik memancing.

Setiap kali si anak bermain di sungai, ia selalu melihat paman tsb asyik mengulurkan pancingnya. Kdg tangkapannya sedikit. Tapi, tdk jarang juga ikan yg didapat banyak jumlahnya. 

Suatu sore, si anak memberanikan diri utk menghampiri paman tsb. “Hai Nak, kamu mau ikan? Ambillah beberapa ekor. Bawa pulang & minta ibumu utk memasaknya sebagai lauk makan malam nanti,” kata si paman ramah. 

“Emm tdk Paman,” jawab si anak. 

“Loh kenapa tdk?” 

“Saya ingin bisa memancing spt Paman. Apakah Paman mau mengajari saya ilmu memancing?” tanya si anak penuh harap. 

“Wah wah wah. Pintar sekali! Hasil yg paman ksh ke kamu dimakan 1 hari saja hbs tp ilmu yg kamu dptkan menciptakan hasil se-umur hidup. Ilmu > Hasil. Baiklah ini alat pancing utk kamu. Bsk kita mulai pelajarannya.” 

Keesokan harinya, si bocah dgn semangat mulai belajar memancing. Mereka memasang umpan, melempar tali kail ke sungai, menunggu dgn sabar & hup… kail pun tenggelam ke sungai dgn umpan yg ditarik ikan yg memakannya. Begitu seterusnya.

Ketika menjelang pulang, si paman berkata: Ingatlah! yg membedakan se-org pemancing prof. & Amatir adalah Kesabaran & Ketekunannya, bagaimana ia fokus & konsentrasi pd apa yg sdg dikerjakan.

Belajar memancing = belajar di kehidupan ini, setiap hari kita mengulang hal yg sama. Tp tentunya yg diulang haruslah hal2 yg baik. Sabar, tekun, fokuslah & konsentrasi pd apa yg sdg kita kerjakan, maka apa yg menjadi tujuan kt bisa tercapai.

Tujuan, mimpi & Visi lah yg membawa kita ke dlm perjalanan hidup kita saat ini. Skrg mari kita fokus di perjalanan kita. Sebab fokus ke tujuan kdg dpt membuat kita frustasi dan stress.

“Focus on the journey, not the destination. Joy is found not in finishing an activity but in doing it.” Greg Anderson